Lingkungan Hidup

sehari, seminggu, sebulan, setahun, semakin hari bumi kita semakin rapuh, mari kita sehatkan kembali bumi kita yang sudah rapuh ini kembali sehat

Gaya Hidup Sehat

Setiap orang menginginkan hidup yg lebih sehat dan lebih bugar, dapatkan info tips dan triknya di sini

Teknologi Terkini

Dapatkan berita tentang teknologi terkini yang telah tercipta di dunia IT

ARTDesain

Dunia desain dan photo grafi di indonesia semakin berkembang hingga saat ini, soo jangan lewatkan dessain terbaru dan cara membuatnya

Religi

Dunia tak hanya untuk mendapatkan makan dan uang, lebih dari itu kita memiliki ALLAH tempat untuk mengadu segala gundah dan gelisah serta tempat untuk memohon pertolongan. maka dari itu jangan pernah lupakan kampung akhirat

Dunia Usaha dan Bisnis

Melihat sisi lain dari dunia usaha dan bisnis

Catatan Koe

Aku hanya setitik dari bagian kehidupan ini, aku akan ikut memperindah dan memperbaiki dunia ini walau hanya setitik yang akan tercipta

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar


Berikut ini adalah 10 besar ciri khas “bocah Indigo” menurut Magnum dalam tulisan blognya :

1. Mereka mempunyai bau keturunan raja sejak lahir, dan kerap memanifestasikannya

2. Mereka memiliki rasa “ini adalah tempat saya semestinya”, dan akan merasasangat ganjl bila melihat orang lain tidak berpikir demikian

3. “Harga diri” bukan soal, mereka kerap memberitahu orang tua tentang “siapa mereka”

4. Mereka tidak akan melakukan hal yang spesifik, misalnya berbaris berurutan adalah suatu hal yang sulit bagi mereka

5. Terhadap hal yang kaku dan tidak memerlukan kreatifitas, ia merasa tidak terbiasa

6. Baik di rumah atau sekolah, biasanya mereka dapat menemukan cara kerja yang lebih baik, sehingga mereka dianggap sebagai perusak tata tertib yang sudah berjalan

7. Biasanya mereka introvek (menyembunyikan perasaan), merasa tidak ada orang di dunia ini yang dapat memahami mereka

8. Mereka tidak pernah pelit terhadap kebutuhan pribad

i9. Kemampuan “mata batin” mereka secara umum sangat kuat, bisa langsung mengetahui permainan orang dewasa

10. Mudah hanyut dalam kecanduan dan kebiasaan jelek lainnya.



Dalam The Care and Feeding of Indigo Children, Jan Tobler menyebutkan sedikitnya 10 ciri anak indigo.

1. Non-kompromisits terhadap sistem yang berlaku. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat

2. Suka menyendiri. Kadang sulit untuk bersosialisasi

3. Datang ke dunia dengan perasaan ingin berbagi

4. Memahami betul hak eksistensi dirinya di dunia ini. Mereka justru heran jika ada yang menolaknya

5. Merasa dirinya bukanlah yang utama.

6. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan

7. Sulit menunggu giliran

8. Tidak menyukai hal-hal ritual. Atau hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran kreatif

9. Tidak merespons aturan-aturan yang kaku (misalnya: tunggu sampai ayah pulang)

10. Tidak malu untuk meminta apa yang dibutuhkannya.



Selain itu, dalam buku The Indigo Children, Doreen Virtue, Ph.D, menyebutkan pula beberapa karakteristik untuk mengidentifikasi anak-anak berbakat khusus itu, yaitu: Sangat sensitif.

1. Energinya sangat berlebihan.

2. Mudah bosan.

3. Perlu orang dengan kondisi emosi yang lebih stabil dan nyaman untuk berada di sekelilingnya.

4. Mempunyai pilihan sendiri untuk belajar, terutama untuk membaca dan matematika.

5. Mudah frustrasi. Sebab, umumnya mereka mempunyai banyak ide, namun kurang sumber daya atau orang-orang yang dapat membantu mereka.

6. Belajar lewat cara eksplorasi.

7. Tidak bisa diam kecuali mereka menyatu dalam sesuatu hal yang sesuai dengan minatnya.

8. Mempunyai ketakutan seperti kehilangan atau ditinggal meninggal oleh orang yang dicintainya.

9. Jika pengalaman pertamanya mengalami kegagalan, mereka mungkin akan menyerah dan membuat blok pembelajaran secara permanen.
(Sumber : google & youtube)
[ Selengkapnya... ]

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar


Wanita tak bisa dimengerti
Jika dikatakan cantik dikira menggoda,
Jika dibilang jelek di sangka menghina
Bila dibilang lemah dia protes,
Bila dibilang perkasa dia nangis


Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)

Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel, egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Maunya emansipasi, sono narik becak
(sambil ngomel, baikan gw jualan pecal dah)

Maunya emansipasi, disuruh angkat beras, muka masam
(sambil ngomel, cowo apa ne.. dah tau beban gw berat (2 mountains) masi disuruh angkat beginian)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya,
tapi kenapa ya... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan, mukanya merah...
Bila di ajari mukanya merah,
Bila di sanjung mukanya merah,
Jika marah mukanya merah,
Kok sama semua? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya : diam
Ditanya tidak atau ya, jawabnya : diam
Ditanya ya atau ya, jawabnya : diam
Ditanya tidak atau tidak, jawabnya : diam
Ketika didiamkan malah marah (repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya)

Di bilang ceriwis marah,
Dibilang berisik ngambek,
Dibilang banyak mulut tersinggung,
Tapi kalau dibilang Supel wadow seneng banget... padahal sama saja maksudnya

Dibilang gemuk engga senang padahal maksud kita sehat gitu lho,
Dibilang kurus malah senang padahal maksud kita "kenapa elo jadi begini !!!!"

Itulah WANITA, makin kita bingung makin senang dia...
[ Selengkapnya... ]

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar

Pekanbaru (01/12)-Lima ekor gajah Sumatera ditemukan mati di Desa Pauh Ranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu pada 26 November 2010. Untuk menindaklanjuti laporan masyarakat ini, tim dari kepolisian Indragiri Hulu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau,WWF turun ke lokasi kejadian untuk mengumpulkan data terkait. Otopsi terhadap kelima bangkai gajah tersebut dilakukan pada 27 November 2010 oleh dokter hewan, drh. Wisnu Wardana dan paramedis dari Pusat Latihan Gajah-Minas.

Lokasi kejadian tepatnya berada di konsesi Citra Sumber Sejahtera (grup RAPP). Tim menemukan bangkai-bangkai gajah tersebut di dua lokasi berbeda. Di lokasi pertama ditemukan satu ekor gajah betina muda sementara empat ekor lainnya ditemukan pada lokasi yang berjarak 1 km dimana salah satunya merupakan gajah jantan muda. Gading sebelah kanan hilang, terlihat bekas dipotong dengan gergaji. Melihat kondisi fisik gajah seperti belalai yang terjulur, keluarnya darah dari mulut diduga kuat kematian gajah tersebut karena memakan sesuatu yang mengandung racun. Kepala Bidang Wilayah I-Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Edi Susanto menyatakan,” Kuat dugaan bahwa gajah-gajah tersebut mati karena diracun”.

Otopsi dilakukan pada kelima bangkai gajah tersebut. Sampel organ berupa hati, ginjal, lambung dan lain diambil untuk kemudian dikirim ke laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Veteriner Bukit Tinggi dan Bogor. Hasil laboratorium diharapkan dapat membuktikan dugaan penyebab kematian gajah tersebut. Bukti ini nantinya diharapkan dapat menjadi dasar untuk penyidikan lebih lanjut terhadap kasus kematian lima ekor gajah ini oleh aparat penegak hukum.
Gajah-gajah ini merupakan populasi dari kantong gajah Serangge. Menurut survei yang dilakukan oleh WWF bersama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Dinas Kehutanan Riau pada 2009 menemukan bahwa ada sekitar 45-50 ekor gajah Sumatera hidup di kantong gajah tersebut. Kantong gajah Serangge merupakan kantong gajah dengan populasi terbesar ke-dua setelah kantong gajah Tesso Nilo. Kondisi hutannya cukup potensial untuk dipertahankan dalam rangka mendukung konservasi gajah di Riau. Kantong gajah ini terletak di blok hutan Bukit Tigapuluh namun kegiatan penebangan di blok hutan tersebut menyebabkan menyempitnya daerah jelajah gajah ditambah lagi terjadinya perambahan di kawasan tersebut.

PT. Citra Sumber Sejahtera merupakan salah satu dari 30 Hak Pengusahaan Hutan yang mendapat izin/ Rencana Kerja Tahunan tahun 2009 oleh Kementrian Kehutanan. Beberapa perusahaan lain juga telah melakukan kegiatan penebangan di kawasan tersebut yang merupakan koridor satwa tersebut seperti PT. Artelindo Wiratama.

Aktifitas penebangan hutan di blok hutan Bukit Tigapuluh menjadi salah satu penyebab konflik manusia-gajah yang cukup intensif di kawasan tersebut. Tercatat awal tahun ini, konflik manusia-gajah terjadi di sekitar kawasan tersebut yang menurut laporan masyarakat telah merusak kebun sawit mereka. Bahkan tahun 2009 konflik di sekitar kawasan ini telah memakan satu korban jiwa seorang pekerja kebun sawit.

WWF mendesak agar penegakan hukum terhadap kematian gajah ini segera dilakukan. Sejauh ini belum ada kasus kematian gajah yang diajukan ke persidangan, penyidikan biasanya terhenti di tahap awal seperti halnya kematian empat ekor gajah pertengahan 2009 yang terjadi di konsesi PT. Rimba Peranap Indah,di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa sampel gajah tersebut mengandung racun namun proses penyelidikannya hingga kini tidak jelas.
(sumber : www.wwf.or.id )
[ Selengkapnya... ]