Lingkungan Hidup

sehari, seminggu, sebulan, setahun, semakin hari bumi kita semakin rapuh, mari kita sehatkan kembali bumi kita yang sudah rapuh ini kembali sehat

Gaya Hidup Sehat

Setiap orang menginginkan hidup yg lebih sehat dan lebih bugar, dapatkan info tips dan triknya di sini

Teknologi Terkini

Dapatkan berita tentang teknologi terkini yang telah tercipta di dunia IT

ARTDesain

Dunia desain dan photo grafi di indonesia semakin berkembang hingga saat ini, soo jangan lewatkan dessain terbaru dan cara membuatnya

Religi

Dunia tak hanya untuk mendapatkan makan dan uang, lebih dari itu kita memiliki ALLAH tempat untuk mengadu segala gundah dan gelisah serta tempat untuk memohon pertolongan. maka dari itu jangan pernah lupakan kampung akhirat

Dunia Usaha dan Bisnis

Melihat sisi lain dari dunia usaha dan bisnis

Catatan Koe

Aku hanya setitik dari bagian kehidupan ini, aku akan ikut memperindah dan memperbaiki dunia ini walau hanya setitik yang akan tercipta

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar

Kali Code kembali meluap setelah hujan deras melanda Sungai Boyong, Jumat (3/12/2010) sore. Sejumlah rumah warga yang sudah dibersihkan kembali terendam air yang membawa lahar dingin.

Di Jembatan Juminahan, Kota Yogyakarta, ketinggian permukaan Kali Code mulai naik sekitar pukul 15.30. Air berwarna coklat dan membawa materi lahar dingin berupa lumpur dan pasir. Permukaan air yang membawa lahar dingin itu sempat mencapai ketinggian lebih kurang 140 sentimeter atau naik sekitar 120 sentimeter dari ketinggian normal yang hanya berkisar 20 sentimeter.

Pengurus Radio Komunitas Pareanom yang memantau di Jembatan Juminahan, Basirun Sarjono (52), mengatakan, banjir kali ini lebih rendah dari Senin lalu. "Saat itu, ketinggian air mencapai 180 sentimeter. Tapi arusnya lebih deras sekarang ini," katanya.

Banjir lahar dingin terlihat merendam sejumlah rumah warga yang terdapat di sisi barat Kali Code. Di kawasan Jogoyudan, sejumlah rumah terlihat terendam hingga mendekati atap rumah. Balai RT 42, RW 10, Kampung Jogoyudan, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, yang sempat digunakan warga untuk berjaga ikut terendam air setinggi mata kaki. Air mulai surut sekitar 30 menit kemudian.

Warga Jogoyudan, Suman (45), mengatakan, di RT 42 tersebut terdapat 45 rumah terendam dari banjir lima hari yang lalu. Pada banjir kali ini, rumah-rumah itu terendam kembali.

Namun, kata Suman, warga lebih siap pada banjir kali ini. Mereka telah mengamankan diri dengan menyingkir ke posko pengungsian terdekat sebelum banjir datang. "Kami sudah dengar peringatan akan ada air naik sekitar 30 menit sebelum banjir datang. Jadi, semua sudah siap," katanya.

Andalkan HT

Menurut Suman, sejak banjir Senin lalu, warga meningkatkan pemantauan pada Kali Code. Mereka juga mengandalkan komunitas radio HT untuk mewaspadai banjir. "Tapi kami sudah berhenti menumpuk karung pasir karena sia-sia," ucapnya.

Menjelang pukul 17.00, sebagian Jogoyudan seolah menjadi kampung mati. Suasananya gelap dan sunyi karena listrik padam.

Astuti, warga Jogoyudan lainnya, mengatakan, warga Jogoyudan sangat membutuhkan bantuan penerangan, batu baterai, dan alat-alat kebersihan. "Kami sangat butuh bantuan sekop, cangkul, dan sapu karet. Tapi terutama bantuan penerangan," ujarnya.

Hingga saat ini, sebagian warga RT 42 RW 10 Jogoyudan yang rumahnya pernah terendam air belum berani tidur di rumah dan memilih tidur di masjid terdekat yang digunakan sebagai posko pengungsian. Beberapa dari mereka juga sudah tidak bekerja sejak Selasa karena khawatir akan keselamatan keluarga di rumah.
Sumber : YOGYAKARTA www.kompas.com)
[ Selengkapnya... ]

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar

Saat ini, orang utan Kalimantan terancam kepunahan. The World Conservation Union (IUCN, 2002) mengkategorikan orang utan Kalimantan sebagai spesies yang hampir punah. Ancaman terbesar kepunahannya adalah hilangnya habitat alami orangutan akibat konversi hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan, pertambangan, maupun perumahan.

Di area konsesi hutan alam anggota GFTN-Indonesia PT Suka Jaya Makmur (SJM) yang terletak di Kalimantan Barat, dengan total area 171,340 hektar, diperkirakan hidup 500 orangutan dari subspesies wurmbii (Pongo pygmaeus wurmbii) dan sarangnya. Sebagian besar orangutan tersebut diyakini datang dari areal bekas konsesi hutan di sekitarnya yang telah terdegradasi akibat pembalakan liar.

GFTN-Indonesia dan program spesies WWF-Indonesia bekerjasama dengan PT SJM mengembangkan rencana manajemen perusahaan untuk menjamin terciptanya harmoni dunia usaha dan orang utan. Pada Januari 2010, GFTN-Indonesia dan tim ahli yang terdiri dari ahli tumbuhan, ahli orang utan, dan staf GIS WWF-Indonesia mengadakan penelitian selama dua minggu di beberapa sarang orang utan di dalam area konsesi PT SJM. Penelitian lapangan yang didukung oleh aktivitas dokumentasi tersebut akan menghasilkan film dokumenter serta rencana manajemen orangutan sebagai bagian program perlindungan HCVF (High Conservation Value Forest), salah satu upaya PT SJM memperoleh sertifikat FSC.

Langkah ini merupakan inisiatif pertama di Indonesia di mana sebuah perusahaan menggabungkan aktivitas konservasi dengan rencana manajemen menuju integrasi konservasi dan produksi. Aktivitas konservasi mencakup perlindungan jenis pohon sumber makanan orang utan dan sarangnya, memastikan area berpopulasi orangutan tinggi bebas dari aktivitas penebangan, serta menjalin kolaborasi dengan SJM untuk mengatasi perburuan di dalam area konsesi.

Ratusan sarang orang utan, baik lama maupun baru, ditemukan di dalam area konsesi selama penelitian berlangsung. Bahkan, tim peneliti juga beruntung bertemu sekawanan orang utan wilayah itu. GFTN-Indonesia dan tim peneliti optimis akan hasil eksplorasi tersebut. Dengan memahami kondisi orang utan dan habitatnya, upaya perlindungan satwa kharismatik Kalimantan tersebut akan lebih mudah dilakukan. Hal tersebut juga mendukung manajemen hutan berkelanjutan tanpa mengganggu aktivitas bisnis PT SJM sehingga mampu mewujudkan harmoni di antara perusahaan dan orang-utan.

Suksesnya proyek percontohan ini akan semakin mendorong upaya konservasi di luar wilayah konservasi serta menjadi fenomena menarik terkini bahwa sebagian besar populasi orang utan justru berada di luar wilayah konservasi. Penelitian tentang orang utan Januari lalu merupakan penelitian pendahuluan dari dua penelitian orang utan lanjutan yang rencananya akan diadakan sepanjang 2010 ini di wilayah yang sama.
(Sumber : Dita Ramadhani di www.wwf.or.id)
[ Selengkapnya... ]

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar

Pekanbaru (02/12)-Seluas kurang lebih 63 ha kebun sawit ilegal di dalam Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) telah dimusnahkan pada operasi pengamanan kawasan yang digelar selama dua hari, pada 26-27 November lalu. 250 personil yang terdiri dari kepolisian, TNI, Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (BTNTN) diturunkan untuk melakukan pengamanan operasi tersebut.

Dua unit eskavator dan sepuluh unit chain saw digunakan untuk membantu proses pembersihan kebun sawit ilegal tersebut yang difokuskan di lokasi perambahan di Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau. Operasi berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti walaupun operasi belum berhasil memusnahkan target 200 ha kebun sawit untuk dua hari tersebut.
Operasi pengamanan TNTN dari perambahan ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk menangani perambahan di Tesso Nilo sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani pada Agustus 2008 lalu. Proses panjang untuk merealisasikan komitmen telah dilakukan melalui serangkaian pertemuan dan konsolidasi di tingkat Departemen Kehutanan dan pemerintah daerah. Sosialiasi mengenai rencana penanganan perambahan ini juga telah dilakukan secara intensif kepada instansi terkait bahkan kepada perambah. Sosialisasi ditujukan antara lain agar perambah di TNTN memahami status lahan dalam TNTN tersebut dan komitmen pemerintah dalam penanganan perambahan di kawasan tersebut. Untuk mendukung pelaksanaan operasi ini, pada awal November, BTNTN telah menyebarkan surat peringatan kepada perambah untuk menghentikan kegiatan ilegal di TNTN.

"Operasi berjalan lancar meskipun baru berhasil membersihkan sekitar 50 hektar sawit dari 200 hektar yang direncanakan. Tumbuhan sawit yang sudah tinggi cukup memperlambat kegiatan operasi pembersihan sawit ilegal tersebut, ”jelas Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, drh. Hayani Suprahman, MSc. Operasi pembersihan sawit ilegal ini merupakan rangkaian dari upaya pengamanan TNTN dari perambahan. Hayani menambahkan, selama ini pihaknya dan instansi terkait telah melakukan beberapa upaya penanganan perambahan di TNTN baik secara persuasif melalui sosialisasi, , penyuluhan, surat peringatan sampai ke penegakan hukum.

“Namun perambahan terus terjadi, operasi kali ini merupakan realisasi dari komitmen bersama pemerintah dengan langsung melakukan pembersihan kebun sawit ilegal di TNTN.Tahun 2011 ditargetkan perambahan di TNTN sudah bisa teratasi secara tuntas dan akan dikuti dengan program rehabilitasi kawasan tersebut, “imbuhnya.

Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) seluas 83. 068 hektar ini terletak di wilayah Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Selain merupakan kawasan hutan dataran rendah yang tersisa di Sumatera, TNTN juga berperan penting dalam memberikan solusi alternatif konflik manusia-gajah di Riau.
Direktur Penyidikan dan Pengamanan Hutan- Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, Raffles B. Panjaitan menyatakan bahwa program kementerian kehutanan dalam lima tahun ini adalah penegakan hukum bagi perambahan serta restorasi kawasan hutan kririts dimana TNTN menjadi salah satu prioritas.

Pengamanan TNTN dari perambahan dilakukan secara bertahap. Sejauh ini terdapat sekitar 28.000 hektar lahan yang dirambah untuk dijadikan perkebunan sawit dan pemukiman. Sekitar 1500 KK pada tahun 2009 menurut data Balai TNTN mendiami kawasan konservasi tersebut yang mayoritas merupakan pendatang. “ Hanya sedikit warga tempatan yang merambah di TNTN yakni sekitar 60 KK,” ujar Kepala Balai TNTN, Hayani Suprahman.

Pelaksanaan operasi minggu lalu tersebut didukung oleh kepolisian daerah Riau. Kapolda Riau Brigjen Pol Drs Suedi Husein, SH mengatakan Polda Riau memberikan beberapa dukungan untuk penegakan hukum di TNTN antara lain membantu Balai TNTN dalam menyebarluaskan himbauan kepada masyarakat untuk tidak merambah kawasan TNTN. Bagi masyarakat perambah yang tidak mengindahkan imbauan tersebut, akan ditindak tegas melalui proses penegakan hukum seperti menyidik, menyita areal yang dirambah dengan mengedepankan penyidik pegawai negeri sipil sedangkan Polda Riau melakukan back up.
(Sumber : Syamsidar di www.wwf.or.id)
[ Selengkapnya... ]

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar

Google telah merilis Chrome 8 versi stabil dan sudah dipoles di mana sekarang tersedia untuk konsumsi pada ketiga sistem operasi utama yaitu Mac. Ada juga PDF Viewer di dalam Chrome 8 ini yang menghilangkan kebutuhan untuk aplikasi tambahan seperti Acrobat PDF Reader. Ini juga dijamin dalam sandbox Chrome .Chrome 7 sebelumnya dirilis pada 21 Oktober.

Ada juga ukungan untuk Web Google Chrome Store mendatang. Jika Anda tidak terbiasa, Chrome App/Web Store akan membiarkan Anda menelusuri dan membeli aplikasi dari Flash dan varietas HTML5 dalam waktu dekat yang tampak seperti gambar berikut:


Pembaruan pada versi 8 final ini juga mencakup lebih dari 800 perbaikan keamanan termasuk yang untuk gambar SVG dan XPath. Serta memperbaiki masalah yang pengguna alami dengan video web. Untuk daftar lengkap dari perbaikan dan perbaikan, Anda dapat klik di sini

Jika Anda memiliki Chrome versi sebelumnya, Anda dapat membuka menu “About Chrome” pada menu browser Anda untuk melihat versi dan melakukan update ke versi 8. Dan bagi anda yang ingin mencoba Google Chrome, Anda dapat klik disini untuk download Chrome versi terbaru.
(sumber : www.beritateknologi.com)
[ Selengkapnya... ]