Lingkungan Hidup

sehari, seminggu, sebulan, setahun, semakin hari bumi kita semakin rapuh, mari kita sehatkan kembali bumi kita yang sudah rapuh ini kembali sehat

Gaya Hidup Sehat

Setiap orang menginginkan hidup yg lebih sehat dan lebih bugar, dapatkan info tips dan triknya di sini

Teknologi Terkini

Dapatkan berita tentang teknologi terkini yang telah tercipta di dunia IT

ARTDesain

Dunia desain dan photo grafi di indonesia semakin berkembang hingga saat ini, soo jangan lewatkan dessain terbaru dan cara membuatnya

Religi

Dunia tak hanya untuk mendapatkan makan dan uang, lebih dari itu kita memiliki ALLAH tempat untuk mengadu segala gundah dan gelisah serta tempat untuk memohon pertolongan. maka dari itu jangan pernah lupakan kampung akhirat

Dunia Usaha dan Bisnis

Melihat sisi lain dari dunia usaha dan bisnis

Catatan Koe

Aku hanya setitik dari bagian kehidupan ini, aku akan ikut memperindah dan memperbaiki dunia ini walau hanya setitik yang akan tercipta

Di Posting oleh Blue Sense - - 0 komentar


LEMBAGA Konservasi di sejumlah Indonesia ditutup oleh Menteri Kehutanan RI, karena tak bisa memenuhi standar untuk memelihara satwa langka. Sinka Zoo yang terletak di Kota Singkawang Kalimantan Barat atau 18 kilometer dari titik nol Kota Singkawang merupakan lokasi lembaga konservasi termuda di Indonesia kini tetap bertahan dan mampu mengembangbiakkan satwa langka yang memenuhi standar nasional dan internasional.
Berikut wawancara wartawan Pontianak Post, Zulkarnain Fauzie dan Hari Kurniathama dengan pengelola Lembaga Konservasi Sinka Zoo, Anthony Suwandi atau biasa dipanggil Aliong.

Selamat siang bang?
Selamat siang juga.

Apa kabar bang?
Baik saja. Kalian bagaimana (menanyakan kabar kepada Pontianak Post dan sejurus kemudian memulai wawancara).

Sejak kapan Lembaga Konservasi Sinka Zoo ini berdiri?
Sinka Zoo memiliki surat keputusan Menteri Kehutanan RI sejak tahun 2007 lalu. Sejak tahun 2007 itulah, kita mulai berbenah.

Bagaimana cerita Anda sehingga mengelola Sinka Zoo?
Awalnya, saya adalah penyayang binatang dan punya hobi mengkoleksi binatang langka. Ada teman datang, dia menyarankan saya untuk memperoleh izin dari pemerintah. Sebab, jika dipelihara tanpa ada izin akan ditangkap. Berawal dari hobi dan saran itulah, saya langsung mencari informasi. Sebelum memperoleh izin dari pemerintah pusat, lokasi disurvey layak atau tidak. Bukan hanya soal lokasi, sumber air, termasuk finansial. Apakah finansial, kita mencukupi atau tidak untuk memihara satwa-satwa langka tersebut. Lokasi dan syarat lainnya, Sinka Zoo dinyatakan layak untuk memperoleh izin. Akhirnya, saya bisa memperoleh izin dari Menteri Kehutanan RI untuk mendirikan lembaga konservasi ini. Saya pun memberi nama Sinka Zoo.

Bagaimana Anda mendatangkan satwa-satwa langka ini?
Jika sudah memperoleh izin dari pemerintah, kita berhak mendatangkan dari lembaga konservasi mana pun di Indonesia. Termasuk kita juga. Kita tidak boleh menolak, jika Pak Menteri Kehutanan RI meminta kita memberikan satwa langka ini ke lembaga konservasi di Indonesia. Kita sudah pernah melakukan kita, ketika Harimau Putih melahirkan. Baru berumur sembilan bulan, tahun 2009 lalu, kita berikan ke lembaga konservasi lain yang diperintahkan oleh pemerintah.

Bagaimana biaya untuk mendatangkan satwa langka tersebut?
Biaya pasti ada. Biaya bukan harga satwa itu. Tapi, soal angkutannya dan lainnya. Misalnya datang dari Surabaya. Pastilah biaya besar untuk sampai ke Singkawang. Mulai proses awal hingga kontainer khusus. Saya sangat terbantu dengan Tetiono (pemilik PT Sinye Agrotama). Dia memberikan biaya gratis untuk angkutan dengan kontainer khusus tersebut. Misalnya mendatangkan gajah, harimau putih dan singa.

Berapa luas lembaga konservasinya yang Anda kelola?
Luasnya mencapai 32 hektar. Sudah cukup untuk memelihara sejumlah satwa langka yang dilindungi.

Apakah lembaga konservasi ini arahnya bisnis atau untuk pelestarian satwa langka?
(Anthony tertawa).
Mana bisa untuk bisnis. Bisniskan mendatangkan keuntungan bagi kita. Kalau ini tentu tidak. Kita hanya punya tekad untuk melestarikan satwa-satwa langka ini. Itu menjadi komitmen kita.

Biaya makan dari siapa saja?
Biaya makan satwa tersebut tentu kita yang mencarikannya. Sekali lagi saya terbantu dengan adanya suplay makanan dari Pak Tetiono, PT Panca Motor dan advokat Kalbar, Tamsil Syoekoer. Termasuk gubernur, wakil gubernur Kalbar. Mereka biasa datang memberikan dana untuk makanan. Itu juga sudah membantu kita.

Saat ini, Anda sudah menempatkan orangutan tidak lagi di sebuah tempat kecil atau kurungan, tapi sudah dilepas seperti alam bebas?
Ya benar. Itu adalah perintah dari organisasi pelestarian orangutan internasional. Mereka selalu menyoroti pemeliharaannya. Sebab, orangutan termasuk cities one atau perlindungan dunia dan apendix one khusus Indonesia. Izin perawatan ini berasal dari presiden atau menteri kehutanan. Jadi untuk diketahui, pemihara biasa bisa dikenakan pidana berat jika tanpa izin. Tempat orangutan harus luas. Ada tempat mandi, ada tempat bermain dan sebagainya. Kita sudah memenuhi standar internasional. Sekarang sudah kita lepaskan satu demi satu. Minggu tanggal 28 November ini peresmian tempatnya. Organisasi perlindungan orangutan Internasional sudah meninjau dan sudah memberikan persetujuan tempat yang kita bangun ini. Ada tujuh ekor orangutan yang akan dilepaskan nantinya.
Apakah Anda laporkan secara periodik lembaga konservasi ini?
Pasti kita laporkan ke BKSDA (Balai Konsevasi Sumber Daya Alam) Kalbar. Setiap bulan kita laporkan.

Apakah dipantau terus BKSDA?
BKSDA Kalbar memantau terus perkembangan satwa-satwa. Jika tidak memungkinkan lembaga konservasi itu ditutup. Ada beberapa di Indonesia, lembaga konservasinya ditutup oleh pemerintah pusat, karena tak memenuhi standar lagi.

Apakah masyarakat boleh melihatnya secara dekat?
Satwa langka ini pasti kita perlihatkan bagi masyarakat luas. Masyarakat hanya dilarang memberi makanan kepada satwa yang ada di kandang. Sebab, dikhawatirkan berdampak pada kesehatannya.
Apakah lembaga konservasi ini punya dokter hewan?
Kita memiliki satu dokter hewan yang berpengalaman. Kita juga punya pawang, seperti pawang ulang, gajah dan satwa lainnya. Mereka saling membantu dan mengawasi kesehatan satwa yang kita pelihara. (Sumber : www.pontianakpost.com)

Share on Facebook

Kasi Komeng dunk!